5 Fakta Tentang Novel Perburuan yang Harus Kamu Ketahui
Jika pada artikel sebelumnya kita membahas tentang fakta-fakta novel Bumi Manusia, maka pada postingan kali ini, kita akan membahas mengenai fakta di balik novel Perburuan. Masih ditulis oleh penulis yang sama, yakni Pramoedya Ananta Toer, novel ini berkisah tentang Hardo, anak wedana, yang hidup menjadi buronan pada masa pemerintahan Jepang karena pemberontakan yang dilakukannya. Untuk menghilangkan jejak, Hardo hidup sebagai gelandangan. Meski begitu, ciri fisik Hardo telah tersebar: panjang tangan kanan Hardo melebihi tangan kirinya. Nahas, kekasih Hardo, Ningsih, terseret namanya dan akhirnya ditangkap oleh Jepang.
Ada beberapa Fakta Tentang Novel Perburuan yang Harus Kamu Ketahui.
1. Novel Perburuan ditulis sewaktu Pram berada di Penjara Bukit Duri.

Pada saat itu, Pram barulah berusia 22 tahun. Sebagai seorang pemuda, dia memiliki tenaga ekstra dan pemikiran-pemikiran hebat. Dari sanalah Pram ikut menjadi tentara Republik Indonesia dan bersama-sama berjuang dalam mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Namun, konsekuensinya adalah Pram ditangkap oleh aparat marinir Belanda dan dijebloskan di Penjara Bukit Duri (1947). Penjara Bukit Duri terletak di tepi kali Ciliwung, dekat Jatinegara, Jakarta.
Di sana, Pram dan para tahanan lain harus kerja paksa seperti, menyingkirkan besi-besi bekas alat berat, membabat rumput dan ilalang di Lapangan Gambar, Lapangan Terbang Kemayoran, dan Jatinegera. Suatu ketika, Pram menolak kerja paksa tersebut yang membuatnya harus dikurung dalam sel yang diasapi bau got.
Pram sempat merasa tertekan dan putus asa. Bunuh diri pun sempat terlintas dalam pikirannya. Untunglah, Pram mampu melewati masa-masa itu sehingga kita semua dapat membaca bukunya. Itu semua juga karena fasilitas yang ada di Penjara Bukit Duri. Pram bisa melakukan hobi yang sangat dicintainya, yakni menulis karena di sana, sudah disediakan fasilitas perpustakaan dan alat tulis, bahkan bisa membeli majalah serta koran republik.
Di penjara itulah, Pram menulis novel Perburuan—yang sekarang digarap menjadi film dengan judul sama—secara sembunyi-sembunyi.
2. Novel Perburuan diselundupkan untuk mengikuti lomba menulis.

Tidak banyak orang yang menjenguk Pram, bahkan keluarganya pun jarang. Namun, suatu hari, seorang penulis senior bernama GJ Resink, mengunjungi Pram. Atas kebaikan GJ Resink, novel yang dikerjakan secara sembunyi-sembunyi itu akhirnya diselundupkan ke luar penjara.
Namun, oleh GJ Resink, tanpa sepengetahuan Pram, novel Perburuan diserahkan kepada HJ Jassin, Redaktur Balai Pustaka, untuk mengikuti sayembara yang sedang diadakan penerbitannya. Karena bagusnya novel itu, akhirnya novel Perburuan meraih juara pertama dalam Sayembara Balai Pustaka 1949. Inilah salah satu fakta tentang novel Perburuan yang wajib kamu ketahui.
Baca Juga: 6 Fakta Tentang Novel Bumi Manusia yang Harus Kamu Ketahui
3. Sejauh ini, novel Perburuan masih tergolong novel langka.

Hingga postingan ini diterbitkan, belum ada edisi terbaru dari novel Perburuan karya Pramoedya Ananta Toer. Terakhir merupakan terbitan penerbit Hasta Mitra pada tahun 1994 dengan jumlah halaman yang cukup tipis, hanya 173 halaman saja.
4. Telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Sama seperti banyak karya Pram lain, cerita novel sejarah ini juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, seperti Belanda, Jerman, Turki, Italia, Norwegia, Basque, dan Spanyol.
5. Film Perburuan dirilis bersamaan dengan film Bumi Manusia.

Novel Perburuan juga diadaptasi ke layar lebar, sama seperti novel Bumi Manusia. Di bawah naungan rumah produksi yang sama, keduanya akan dirilis berbarengan pada 15 Agustus 2019. Hal tersebut sengaja dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap karya Pramoedya Ananta Toer. Bedanya, Bumi Manusia merupakan gambaran keadaan bangsa Indonesia saat penjajahan Belanda, sedangkan Perburuan merupakan gambaran tentang penjajahan Jepang.
Baca Juga: 7 Novel Pramoedya Ananta Toer yang Harus Dibaca Selain Bumi Manusia
Nah, itu dia 5 Fakta Tentang Novel Perburuan yang Harus Kamu Ketahui. Mana nih film adaptasi yang akan kalian tonton? Sebelum nonton, baca dulu deh semua novel karya Pramoedya Ananta Toer.
Kalau kamu butuh bacaan novel ringan, kamu bisa mengunjungi Cabaca.id. Apalagi ada jam baca nasional, jadi bisa baca novel gratis. Tak hanya itu, kamu juga bisa download novel gratis di Cabaca supaya bisa dibaca saat offline. Tapi tentu saja harus install aplikasi Cabaca dulu ya!
