Apa Pentingnya Sinopsis dan Outline? (Rangkuman Event Pojok Editor #2 Festival Cabaca 2020)

Apa Pentingnya Sinopsis dan Outline? (Rangkuman Event Pojok Editor #2) – "Ketika saya dan teman-teman editor yang lain, menyeleksi naskah masuk, baik itu naskah masuk reguler, maupun naskah dari kontes yang diadakan oleh Cabaca, kok sepertinya masalahnya hampir sama semua ya? Sering kali mereka (penulis) masih salah membedakan mana sinopsis, blurb, dan juga outline." Curhatan Lintang Filia selaku tim Editor Cabaca.id ini jadi pembuka awal dari  event kedua Pojok Editor Cabaca, pada Sabtu 24 Oktober 2020.

Pada kesempatan ini, Cabaca.id kembali mengadakan event lanjutan Pojok Editor. Jika minggu lalu premis menjadi topik utama, kali ini Cabaca mengajak teman-teman penulis untuk belajar cara membuat sinopsis dan outline yang disukai editor atau tim redaksi penerbitan. Penasaran? Langsung simak saja yuk!

Apa Itu Sinopsis, Blurb, dan Outline?

Sinopsis, blurb, dan outline. Mendengarnya saja sudah bikin bingung sendiri, Sering kali teman-teman di luar sana masih kesulitan dalam membedakan tiga jenis dokumen yang ternyata punya peran penting dalam pengembangan naskah ini. Baik penulis pemula atau pun penulis yang karyanya sudah terbit berulang kali menghiasi toko buku, masih banyak yang belum sepenuhnya memahaminya .

Secara garis besar, sinopsis merupakan ringkasan dari awal hingga akhir cerita yang ditujukan untuk editor/penerbit dan memuat unsur intrinsik dalam novel. Sementara itu, blurb adalah ringkasan tak utuh atau biasanya ada di belakang buku dengan tujuan untuk menarik pembaca.

Kalau kata Lintang Filia, “Diibaratkan film, blurb ini semacam trailer. Daripada nanti pembaca harus buka buku dulu keburu diusir satpam, mending baca blurb saja. Blurb ini adalah medianya.” Singkatnya, dengan blurb, pembaca bisa dengan mudah menghemat waktu sekaligus memahami jalan cerita dari karya yang ingin dibaca tanpa harus susah-susah baca dari opening hingga ke ending.

Berbeda lagi dengan outline. Outline merupakan kerangka, garis besar, rangkaian ide, atau guratan dari keseluruhan naskah cerita. Jadi, outline ini bisa diartikan sebagai rencana penulis yang memuat garis besar cerita atau ide-ide yang disusun secara runtut, jelas, logis, dan juga terstruktur.

Baca Juga: AKATARA Pitching Forum dalam LitBeat Festival 2019: Siap Antarkan 30 Judul Karya!

Perbedaan Sinopsis dan Outline

Kedua hal ini terkesan sama, mengingat sinopsis dan outline adalah modal utama paling krusial sekaligus menjadi tolak ukur apakah naskah kita menarik atau tidak untuk diserahkan kepada editor atau penerbit. Tetapi, sebelum membuatnya, penulis juga harus memahami apa sih yang sebenarnya membedakan dua sinopsis dan outline?

Pertama, pada sinopsis cerita, semua karakter tidak perlu dimunculkan. Selain itu, konflik juga tak perlu dijabarkan semua, cukup konflik utama saja. Mengapa? Tentu saja karena sinopsis biasanya dibatasi jumlah halamannya (tergantung ketentuan dari penerbit). Lantas bagaimana dengan outline? Bisa dibilang, outline adalah kebalikannya sinopsis. Jadi, karakter keseluruhan dalam naskah bisa dimunculkan seiring dengan alur, kemudian penulis bisa menuliskan semua konflik yang ada dalam naskah. Outline juga biasanya tidak mempunyai batasan halaman tertentu.

Memangnya Apa Sih Manfaat Sinopsis dan Outline Itu?

Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya apa sinopsis dan outline memang sepenting itu untuk menulis dan membuat cerita? Jawabannya, tentu saja iya. Belajar dari event yang diadakan Cabaca.id kemarin, Lintang menegaskan bahwa, “Jadi kalau diibaratkan, penulis itu kayak sedang menawarkan sebuah ‘produk’ yang berupa naskah. Dan sinopsis teman-teman ini adalah ‘proposal’-nya. Sinopsis ini dibuat spesial untuk tim redaksi supaya editor tahu isi naskahnya seperti apa.”

Selain untuk menarik perhatian editor serta membuat editor jatuh cinta dengan naskah penulis, sinopsis juga memiliki beberapa manfaat lain. Pertama, sebagai ringkasan cerita yang bersifat informatif untuk ditujukan kepada editor/penerbit. Kedua, menunjukkan kualitas karya secara keseluruhan kepada editor/penerbit, Terakhir, sinopsis membantu proses kurasi paling awal untuk editor/penerbit. Sedikit berbeda dengan outline. Manfaat outline adalah sebagai bahan rujukan apabila penulis mengalami writer's block, menghindari plot hole, dan bisa menjadikannya sebagai bahan diskusi bersama para editor.

Sinopsis dan Outline Seperti Apa yang Bikin Editor Jatuh Cinta?

Lantas, sinopsis dan outline seperti apa yang membuat editor jatuh cinta dan bikin cerita seorang penulis langsung diterima? Tentunya, ada banyak hal yang mempengaruhinya. Biasanya sinopsis yang mengandung ide dan premis yang menarik dan terjabarkan dengan baik. Lalu sebagaimana yang diterangkan Lintang Filia, "Pemilihan kata harus tepat dalam pembuatan sinopsis sehingga konflik dan ending dapat tergambar dengan jelas."

Mengakhiri forum, editor senior Cabaca tersebut juga berpesan, “Untuk penulis, baik itu penulis pemula ataupun penulis yang sudah pernah menerbitkan buku cetak di tempat lain, ingat jangan pernah puas. Jangan pernah malu untuk baca. Jangan pernah malas baca naskah sendiri. Jangan berhenti belajar dan juga jangan menyerah kalau karyanya dikritik, anggap saja sebagai pembelajaran. Karena penulis yang baik itu bermula dari pembaca yang baik juga.”

Baca Juga: Premis Itu Apa Sih? (Rangkuman Pojok Editor #1 Festival Cabaca 2020)

Bagaimana, teman-teman calon penulis hebat? Sudah paham kan bagaimana bikin editor jatuh cinta dengan karya kalian, hanya dengan contoh sinopsis cerita dan outline novel. Jangan pernah bosan untuk menulis dan mencari inspirasi ya karena C. Day Lewis juga pernah berkata, “Kita tidak pernah menulis untuk dipahami, tapi untuk memahami.” Untuk yang mau menerbitkan karya di Cabaca, yuk kirim novel terbaikmu ke Cabaca.id. [Yunita Awat]

Pakai aplikasi Cabaca dan unduh di Play Store supaya bisa baca novel dari penulis Indonesia favoritmu!

Baca lebih banyak supaya bisa jadi penulis hebat! Yuk, install aplikasi Cabaca.