5 Daftar Novel Mirip Bumi Manusia di Cabaca

Novel Mirip Bumi Manusia di Cabaca-Sudah menjadi rahasia umum bahwa novel Bumi Manusia menjadi salah satu novel yang paling legendaris di Indonesia. Novel ini adalah karya Pramoedya Ananta Toer, seorang seniman dengan kemampuan menulis yanng  diakui.

Kabar baiknya, Cabaca memiliki beberapa novel yang mirip dengan novel Bumi Manusia loh! Kamu bisa membaca novel ini secara gratis dengan mendownload aplikasi Cabaca.

Daftar Novel Mirip Bumi Manusia di Cabaca

Berikut ini adalah daftar novel mirip Bumi Manuisa yang ada di Cabaca dan bisa kamu baca secara  lengkap!

1. Sadirah by Johanesjonaz

Jika kamu bertanya kepadaku, bagaimana aku mencintai Mruwak, maka akan kuajak kamu duduk di pondokku, di bawah kaki Gunung Wilis ini. Dengan segelas kopi yang kuambil dari hutan dan sekerat ketela rebus. Akan kuceritakan kepadamu kisahku. Kisah tentang cinta seorang warok dan anak perempuannya terhadap desa kelahiran mereka.

Cinta mereka sama besar, tetapi cara mereka mencintainya berbeda. Seperti dalang yang berada di balik kelir, Wongso Ngadiman membuat anak perempuannya menjadi tokoh utama untuk sebuah pertunjukan besar. Ya, pertunjukan penuh darah dan pengorbanan sebesar Gunung Wilis untuk sebuah tujuan mulia. Aku, Nyai Mruwak, akan membawa kalian pada stambul yang tak pernah kalian bayangkan.

Baca novelnya secara gratis di sini

2. Sitinggil : Petilasan Keramat

Jerit dan teriakan histeris tak berhenti dari mulut para warga yang lari tunggang langgang dari tempat pagelaran Kuda Lumping. Kesenian yang memeriahkan Bersih Desa itu berubah menjadi teror yang mengerikan! Dua pemain kuda lumping yang beratraksi menginjak dan memakan beling tersungkur bersimbah darah. Kaki dan mulut mereka tertusuk puluhan pecahan beling.

Tak hanya itu, Dukuh Kromasan berubah menjadi mencekam ketika hantu kepala glundung mulai menebar teror. Mengisap darah setiap manusia yang diincarnya. Kemunculan hantu itu berarti cincin merah delima yang menjadi segel lidah hantu haus darah itu terlepas! Meminjam raga seorang gadis untuk melampiaskan dendam dan haus darahnya.

Apakah benar ada warga yang melanggar aturan adat? Atau adakah manusia yang berani mengusik makam keramat hingga membuat sang penghuni murka?

Baca novelnya secara gratis di sini

3. Suku yang Hilang

Entah mengapa dulu Kemuning sangat mengagumi Arsa, suaminya. Sifat arogan Arsa tak berubah sampai mereka menikah.

"Kalau bukan karena menikah dengan Arsa Kesuma, putra dari Kesuma, mana mungkin namamu terdongkrak? Aku, kaya dari lahir. Ngetop dari lahir. Nama kakekku bahkan jadi nama jalan. Nah, kamu? Baru dikenal tulisannya juga setelah menikah denganku, kan?”

Kini hubungan mereka begitu penuh jarak, hingga Kemuning memutuskan untuk membawa putra semata wayang mereka menghindar sejenak ke Kampung Salaka, Bogor. Ia berniat melakukan riset untuk novel barunya. Kemuning ingin menjawab tantangan penerbitnya untuk menulis novel tentang suku Karembong Bodas, suku yang konon berdiam di kaki Gunung Salak dan dianggap “ada dan tiada”.

Kemuning tak menyangka, di sana ia mengalami peristiwa-peristiwa tak terjelaskan yang mengaitkan dirinya dengan sosok permaisuri bernama Dewi Pohaci Larasti. Ia juga tak menyangka, apa yang selama ini suaminya perbuat di belakangnya perlahan-lahan terbongkar di depan matanya ... dan membahayakan keselamatannya.

Baca novelnya secara gratis di sini

Baca juga: Biografi Pramoedya Ananta Toer Lengkap dengan Pendidikannya!

4. Purnama Malam Ganjil

Mia pikir mengikuti KPM Akbar yang diadakan oleh universitasnya akan memberikan pengalaman unik yang bisa membuat pengetahuan menulisnya semakin luas. Ternyata justru dia menjadi sasaran empuk salah satu pemuda yang sedang menuntut ilmu hitam.

Mulanya, Mia yang tidak mempercayai hal-hal mistis bertahan dengan keganjilan di sepanjang perjalanan awal. Namun, petaka yang sesungguhnya adalah saat Mia dan kawan-kawan masuk dan tinggal ke desa Sinatas. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang diincar sebagai sasaran teluh tahunan malam purnama ganjil. Mampukah Mia melawan teluh kiriman dan sembuh dari jeratan arwah yang mencari raga?

Baca novelnya secara gratis di sini

5. Roekiah 1965

Alunan gending-gending terdengar semakin riuh oleh gemerincing di pergelangan kaki kanan Roekiah. Jiwanya melambung, membayangkan perjuangan hidup dan mati bapaknya dalam menyuarakan kebenaran melalui kesenian.

"Bapak ... Bapak ... mereka telah dikebiri. Ludruk perjuangan kami telah mati. Kini, tak ubahnya sebuah pertunjukan seni yang kehilangan jati diri."

"Bapak ... Bapak ... kini kau telah kembali. Melalui ludruk ini, akan kuabdikan diriku untuk menghibur kelaratan rakyat negeri ini."

Malam itu, Roekiah menjadi perempuan pertama yang memainkan ludruk. Ludruk yang selama ini seperti sosok bapak yang mengejewantah dalam mimpi-mimpi terliarnya.

Baca novelnya secara gratis di sini

Itulah beberapa novel di Cabaca yang mirip dengan novel Bumi Manusia. Kamu bisa membaca novel tersebut secara gratis loh! Berbeda dengan platform baca novel digital yang lain, seluruh novel-novel yang diterbitkan Cabaca telah lulus kurasi. Jadi, dijamin kamu akan mendapat pengalaman membaca yang lebih baik! Kamu baca melalui website Cabaca di sini