Teaser Novel Dear Mr. Mike di Cabaca

Teaser Novel Dear Mr. Mike di Cabaca Snap!

Reaf.co Lighting your dream for a better future home.

Begitulah kira-kira tulisan yang terpampang nyata dari depan bangunan perkantoran yang menjulang di sekitar Jalan Setiabudi, Sudirman, Jakarta Barat. Lapisan kaca yang menyelimuti badan gedung itu membuat cahaya matahari memantul balik kembarannya yang silau. Rainie segera mengunggah foto itu ke Instastory-nya yang beberapa menit kemudian disambut viewers baru. Melihat itu saja, ia merasa hari baru ini bakal berujung baik. Ditambah outfit Arin OH MY GIRL yang menghiasi tubuhnya. Sudah pasti oke banget. Tingkat pede otomatis naik 90 persen. Didukung 100 viewers dari Instastory sebelumnya yang memotret full body Rainie dengan pakaiannya hari ini.

Ia melangkah bersama boots yang dipadukan dengan rok di atas lutut dan sweater bulu bertuliskan N di depan dada sebagai Nevada. Kembaran dengan Lisa Blackpink yang pernah pakai outfit ini juga waktu keluar bandara. Lengkap dengan topi baret di atas kepala—menutupi sebagian warna rambut cokelat terang Rainie yang panjang—sambil melangkah masuk ke lobi utama yang luas dan berlapis marmer sejauh mata memandang.

Butuh beberapa detik untuk meluaskan pandangan, mengagumi interior minimalis dan penuh kaca yang mengitari bangunan. Hilir mudik beberapa pegawai kantor yang sangat kontras dengan pakaian Rainie sedikit menimbulkan perasaan gugup. Tapi tenang saja, saat-saat seperti ini ia harus menaikan sedikit dagunya, berjalan dengan penuh percaya diri dan menghampiri resepsionis.

Ia harusnya bertemu Bu Sera, Kepala Manager Divisi Desain yang bakal menjadi atasannya setelah beberapa bulan yang lalu CV Rainie berhasil lolos di kantor ini. Sebenarnya Rainie tidak terlalu peduli ia ingin menjabat apa, yang penting judulnya ia bekerja di kantor elite. Di kantor yang keren. Sama seperti teman-temannya yang sering update di Instastory-nya. Mulai hari ini, ia tidak perlu merasa khawatir lagi, satu goals yang Rainie inginkan akhirnya tercentang sempurna.

Resepsionis menyuruh Rainie menunggu beberapa menit. Sambil sekali lagi menikmati interior ruangan yang mewah, beberapa menit kemudian namanya dipanggil. Dari lobi lift yang ada di sudut ruangan, seorang wanita memakai kacamata berjalan mendekat.

Itu Bu Sera yang bakal jadi Managernya. Mendaftar sebagai asisten PIC(Person in Charge) dari Divisi Desain Lighting, Rainie tidak punya kendala sama sekali dalam tingkat kepercayaan dirinya. Tapi waktu ia bertemu wanita berambut sebahu yang minim senyum itu, matanya memandang penampilan Rainie dari atas sampai ujung kaki.

“Kamu pakai baju kayak gini kalau mau ngantor?” tanyanya setelah memberi salam.

Rainie menunduk, melihat pakaiannya sendiri. Ini keren, kok. Apa yang salah?

“Besok diperhatikan ya. Kamu ini mau kerja, bukan buat audisi jadi trainee girlband.” Bukannya tersinggung, Rainie malah semringah dan setengah berlari menyusul Bu Sera.

“Ibu suka K-pop juga?”

Alis Bu Sera mengedut, ia menatap Rainie dengan ujung mata, “Nggak.”

Refleks bibir Rainie melipat bungkam. Ia menunggu lift di depan lobi, lalu dengan langkah kikuk, ia memelankan suara hak sepatu boots-nya yang mungkin bisa saja terlihat mencolok. Padahal ini boots mahal, kenapa dapat perlakuan kayak gitu coba? Ya ampun, bootsku tersayang, sabar ya. Lantai masih bisa dipijak kok, itu artinya kita masih bersama, gumam Rainie menghibur diri.

Baca Juga: Teaser Novel Ndoro Ajeng di Cabaca

Teaser Novel Dear Mr. Mike di Cabaca

“Halo, nama saya Rainie Rainbow, salam kenal semuanya.” Selesai memperkenalkan diri ke dua puluh orang yang ia salami satu per satu di ruang kerja lantai tujuh Divisi Desain itu, akhirnya Rainie bisa duduk dan merasakan empuknya kursi lengan di belakang meja kubikelnya. Ia mengedarkan pandangan lagi, ruang kerja ini sangat luas. Beberapa kubikel yang merapat dan berjajar memenuhi barisan ruangan membentuk blok-blok sendiri. Blok dekat pintu, blok tengah ruangan, dan blok tepi dinding. Di sebelah pintu masuk lainnya, ada satu ruangan yang disekat kaca. Di dalamnya ada beberapa meja dengan komputer. Bu Sera berjalan ke ruangan itu setelah selesai berbincang-bincang sedikit dengan salah seorang pekerja di kubikel.

Sementara barisan kubikel tempat Rainie berada ada 4 meja. Rainie menempati tengah kedua dari ujung blok, dengan seorang gadis duduk di sebelah kirinya dan seorang cowok lagi di pojok ruangan. Sebelah kanan Rainie kosong, sepertinya orangnya belum datang. Mejanya penuh berkas-berkas dan setengah berantakan dengan layar komputer menyala.

Tanpa sadar, bibir Rainie yang menyungging memandangi ruang kantor yang seperti museum ini, membuat gadis di sebelah Rainie memanggilnya.

“Rainie?” sapanya yang langsung dijawab senyum semringah Rainie.

Gadis itu menatap dengan kerut yang sama seperti Bu Sera lakukan ketika pertama kali melihatnya.

“Hai,” balas Rainie ramah sama sekali tidak terganggu dengan penilaian itu.

“Kamu suka K-pop?” tanya gadis itu sedikit berbisik. Suasana kantor pagi itu agak hening, hanya sesekali terdengar suara ketikan kibor dan tetikus.

Rainie mengangguk sekuat tenaga sampai topi baretnya melorot, “Kamu suka juga? Aku—“

Gadis itu keburu memotong, “Aku nggak suka. Oh ya, aku drafter(juru gambar) di sini. Joey. Kamu udah persiapin diri buat ketemu Mike?”

“Mike?”

“Atasan kamu. PIC kita. Kamu ngerti kan, di sini setiap PIC punya 1 drafter dan 1 asisten pribadi?”

Penjelasan Bu Sera sebelum Rainie masuk ke ruangan ini mengenai sistematis dan cara bekerja atau habit-habit yang biasa dilakukan membuatnya teringat sosok Michael Jun, PIC-nya. Sebagai perusahaan konsultan sekaligus supplier special lighting, banyak proyek yang dipegang oleh satu PIC. Berbeda tidak seperti di perusahaan perencana yang satu proyek dipegang satu orang. Maka itu mereka membutuhkan asisten dan drafter pribadi untuk masing-masing PIC.

“Oh, iya aku paham. Pak Michael Jun belum datang, ya?” tanya Rainie lebih sopan. Ia bakal menjadi asisten pribadi seorang Person In Charge yang kabarnya memiliki banyak proyek. Kata Bu Sera, Mike—begitu mereka memanggilnya—adalah PIC paling veteran. Jadi sebaiknya gunakan panggilan yang sopan.

“Bentar lagi. Tapi kamu siap-siap aja, ya.” Joey mengangguk-angguk seolah ia bakal ketemu sesepuh besar.

“Siap-siap kenapa emang? Mau langsung rapat atau…?”

Belum selesai Rainie bertanya, seseorang dari pintu berjalan masuk. Cowok berperawakan muda yang langkahnya terentak keras seperti wajahnya. Walaupun garis wajahnya tidak terlalu tegas, tapi bibirnya yang lurus horizontal dengan mata hampir tenggelam oleh poni rambut, membuatnya terkesan seperti veteran kelas kakap. Tubuh Rainie disenggol Joey di belakangnya, gadis itu mengendikan dagunya.

Sudah jelas, itu Mike.

...

baca selanjutnya di sini.

Baca Juga: Teaser Novel Bastard From California di Cabaca

Rainie sengaja berdandan seperti trainee-gagal-Korea saat bekerja di hari pertamanya. Tapi saat bertemu Mike, hal itu jadi petaka! Novel tentang office life yang satu ini seru banget buat dibaca. Baca gratis Dear Mr. Mike eksklusif hanya di aplikasi Cabaca.

Ada satu aplikasi baca novel gratis yang bikin kita gak ingin lagi cari link download pdf novel ilegal. Nama aplikasinya Cabaca, sebuah aplikasi baca novel online Indonesia yang menawarkan program Jam Baca Nasional setiap hari pada pukul 21.00-22.00 WIB. Dengan program ini, kita bisa baca novel Indonesia secara gratis hanya di aplikasi Cabaca. Cari di Play Store dan install ya.